Minggu, 05 Desember 2010

Hussein Tabataba’i

Hafal Al-Qurãn Di Usia 5 Tahun
Dapat Gelar Doktor Di Usia 7 tahun

Ini bukan berita baru. Tapi mudah-mudahan setiap Muslim masih bisa mengambil manfaat dari kisah “anak ajaib” kelahiran Iran ini.
Namanya Muhammad Husein Tabataba’i, lahir tanggal 16 Februari tahun 1991 di kota Kom, sekitar 135 km dari Teheran, ibukota Iran.
Dalam sebuah buku cuku mewah berjudul Doktor Cilik Hafal Dan Paham Al-Quran, yang ditulis Dina Y. Sulaeman dan diterbitkan Pustaka IIMaN tahun 2007, dikisahkan  seorang anak kecil berusia 7 tahun sudah hafal dan paham Al-Qurãn. Anak kecil ini bahkan bisa memahami Al-Qurãn walaupun bahasa ibunya bukan bahasa Arab.

Anak itu,   pada tanggal 19 Februari 1998,  menerima ijazah Doktor Honoris Causa dalam bidang Science of The Retention of The Holy Quran, dari Hijaz College Islamic University, Inggris.
Tampaknya aneh dan mustahil. Tapi anak ini dilahirkan dari kedua orangtua penghafal Al-Qurãn, yang mengkondisikan putra mereka untuk menjadi menghafal Al-Qurãn juga.
Pada Usia 2 tahun 4 bulan Husein sudah menghafal juz 30 (Juz ‘Amma) secara otodidak, hasil dari rutinitasnya dalam mengikuti ibunya yang menjadi penghafal dan pengajar Al-Qurãn, dan kakak-kakaknya yang selalu ia saksikan mengulang-ulang hafalan Al-Qurãn.
Melihat kemampuan sang anak, ayahnya pun mulai memberikan perhatian khusus, dan selalu memberi hadiah untuk membangkitkan semangat.
Sang ayah sebenarnya hanya menggunakan cara biasa, yaitu membacakan ayat-ayat yang harus dihafal sebanyak setengah halaman dalam sehari dan setiap pekan. Selanjutnya, jumlah hafalan ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Tapi, dengan cara seperti itu, sang anak jadi sangat tergantung pada ayahnya, dan juga tidak punya kemampuan membaca teks Al-Qurãn. Karena itulah ayahnya kemudian mulai mengajarinya membaca, agar bisa memeriksa sendiri hafalannya. Selanjutnya, berbagai variasi pengajaran pun diterapkan untuk membuat sang anak bukan hanya hafal tapi juga memahami setiap kata dan ayat yang dihafalnya. Hasilnya, bukan hanya hafal dan mengerti Al-Qurãn, sang anak malah mendapat gelar kerhormatan (doktor honoris causa), yang sama sekali tak pernah dibayangkan kedua orangtuanya.∆

Tidak ada komentar:

Posting Komentar