Israel menggunakan para penyelidik yang menyamar untuk ‘menginteli’ para tokoh agama, menekan mereka untuk ‘bekerjasama’.
W |
awancara-wawancara untuk menempatkan para imam di masjid-masjid Israel dilakukan bukan oleh ulama senior tapi oleh Shin Bet, polisi rahasia Israel. Demikian menurut laporan dari sebuah pengadilan.
Syaikh Ahmad Abu Ajwa, 36, berjuang melawan penolakan Shin Bet atas pengangkatan dirinya sebagai imam, karena ia membongkar penyelidikan terselubung atas para pemimpin Islam di negara Yahudi itu.
Dalam sebuah sidang beberapa bulan lalu, seorang pejabat senior mengaku bahwa 60 penyelidik yang menyamar dimanfaatkan secara efektif sebagai mata-mata untuk menghimpun informasi dari para pemimpin Muslim, melaporkan pandangan-pandangan politik mereka yang disampaikan dalam khutbah-khutbah, dan mengungkapkan gosip-gosip tentang kehidupan pribadi mereka.
Syaikh Abu Ajwa membawa kasusnya ke pengadilan setelah Shin Bet menolak pengangkatannya sebagai imam di sebuah masjid di Jaffa, dekat Tel Aviv, tiga tahun lalu. Padahal dia adalah satu-satunya calon imam. Setelah wawancara atasnya dilakukan, disimpulkan oleh Shin Bet bahwa pandangannya “keras” dan terlalu kritis terhadap Israel, meskipun seorang imam secara resmi tidak menempati posisi yang berhubungan dengan keamanan negara Israel.